Rabu, 29 April 2009

CELOTEH DARI ITB HINGGA BENGKEL TULANG, On Friday the 17th !!!
On Friday the 17th !!!

Siang pukul 13.30 selepas jumatan (pastinya hari jumat, gak mungkin ahad) kupinjam motor kopling JupiterMX kakaku. Kusampaikan bahwa aku akan berangkat menuju arah KAMPUS ITB di jalan ganesha. Bukan mau “register” sekolah pascasarjana di ITB, ataupun “ICALAN TEH BOTOL” sebagai kepanjangan akronim ITB-nya orang “lembur”. Tapi, di unit kegiatan masjid SALMAN ITB memang lagi ada program pelatihan bahasa arab tingkat dasar untuk mahasiswa dan umum. So, aku mau ikutan. Padahal seingatku, info-nya baru di baca sehari sebelum register di madding SALMAN (responsif juga ya si “ANA”! Soalnya sabtunya udah masuk pembukaan training). Kata si teteh penunggu kantor LPD (lembaga pengembangan dakhwah) SALMAN, ini training angkatan 4. Ya, itung2 kapan lagi bisa belajar gituan. Kan kata ustadz kabir juga, “thalabul ilm” (menuntut ilmu) itu wajib dilakukan dari mulai “Geubro ka alam dunya, dugi leubeut ka liang lahat (sanes liang undur2)”. Apalagi tujuannya kalau bukan sebagai pedoman hidup tuk keselamatan dunia akhirat, tul gak? Cie..cie...!!. Lagian kan katanya, belajar agama (ISLAM dong!) secara bener itu ibarat mau makan jeroan buah kelapa (bukan mau makan kulitnya-bukan pula batoknya, dong.). Butuh “PESO” atau “BEDOG” sebagai alat bantu buat nge-bukanya. Jadi, bahasa arab itu alat yang mau gak mau harus di miliki untuk memahami Islam secara utuh. Nabi plus Rasulnya aja diturunin di arab, Quran + hadistnya juga bahasa arab, mana mungkin bisa dipahami pake bahasa jawa. Kalo turun di Jawa, barangkali akan banyak dilakukan pelatihan bahasa jawa, ya? (He8. Punten buat wong Jowo. Saya juga bukan suku jawa). Meski kuliah S1 dah kelar (biar kata masih tetep bodoh+sering tulalit) plus ada kerjaan yang harus dilakukan (dilakukan apa ya? He8 lagi), “nuntut elmumah keudah tetep terus dilakonan, broer!“ ceuk si akang batur ngaos simkuring oge. So, ….. ya….gitu deh!!

Tiga puluh menitan kususuri jalanan Bandung dari arah Sekitaran Kampus Polban-Gerlong-Setiabudi-C
isitu-Tamansari, dan sampailah di Jl Ganesha. Sebenarnya, kalau lancar (gak ada macet) bisa nyampe 10-15 menit, apalagi dengan semangat muda dalam jiwa dan raga yang sudah gak muda-muda amat ini (he8 - Apalagi kalo bukan dengan cara ngebut). Maklumlah lah, jumat siang ke sore itu kalo di Bandung memang sudah biasa mulai macet, apalagi jalanan sekitar cihampelas, dago, dan sekitarnya sebagai bagian dari pusat-pusat wisata belanja di “Paris Van Java” . Maklum, jadwal liburan orang JADEBOTABEK sudah tiba, dan biasanya di jumat sore, sudah mulai berdatangan tamu agung dari kota-kota tersebut. Sampai-sampai orang Bandung asli termasuk si “ANA” jadi susah untuk liburan ataupun sekedar jalan-jalan sabtu minggu di kota sendiri. Yah…sudah suratan takdir kali ya?

Bertemulah aku dengan si teteh sang penjaga kantor LPD SALMAN. Bla..bla..bla…!! demikian singkat cerita, lalu kukeluarkan uang tunai 330 rebuan (harga umum – mahasiswa katanya 250’an). Katanya, itu investasi buat kegiatan training + kompensasi dapetin buku plus CD AUDIO bahasa arab. Ya,..gak apalah, dulu waktu kuliah S1 di Ilmu Kelautan IPB aja dengan jangka waktu yang optimal (di pas-in 14 semester maksudnya - ha8), gak bakalan kurang dari ngabisin 15 - 20 jutaan atau mungkin lebih? (itu mungkin plus biaya ini-itu). Jadi, masih ke-itung gak ada apa-apanya lah duit 330 rb mah, walaupun tetep lebih gede dari dana BLT yang jadi isu andalan kanjeng Presiden Soesilo Bambang Yuhoyono sewaktu kampanye legislatif kemarin. Ya,… itung –itung sekali berlayar, 2/3 pulau terlampaui – amal sodakohnya mudah2an dapet, elmunya dapet, temen2 baru dapet, dan yang jelas, mudah-mudahan tambah paham agama. Amin. (doakeun abdi sing ikhlas…..!!)

Beres ngurus administrasi training, aku tak langsung pulang. “Ka PALASARI ah,.. “, kebetulan lagi nyari buku yang agak murah, tapi insya Allah GAK murahan. Di palasari gak ada, coba ka toko buku Al-Falah dan toko buku Dahlan di OTISTA deket lapangan tegal lega. Selesai nyari buku, waktu sudah menunjukan pukul 6 sore dan sudah masuk waktu shalat magrib. Saatnya cabut,.. dan melesat kembali ke rumah. Karena jalanan pulangnya macet dan khawatir telat sholat magrib, aku berhenti dulu di masjid Daarut Tauhid-Gerlong, dan nyantai dulu sampai selesai sholat Isya disana. Kriiing……. bunyi hujan, eh HP dan kulihat MY MOM di layar. Aku diminta menjemput adik di daerah setrasari dekat Maranatha University, katanya dia lagi “sport” di REBEL Fitnes Center, dan minta dijemput.

Aduh, aku teringat janji dengan teman-teman kader PKS yang jadi saksi di PPK (panitia pemilihan umum tk kecamatan) kecamatan parongpong KBB (kabupaten bandung barat). Terus terang aja ya, aku mah kemaren dukung PKS kang, teh, mas, mba, tante, bibi, om…..!!!. Soalnya kan, memang diriku ini tergabung dalam komunitas PKS (Pendekar Kuat Sekali=pendek kekar, tapi kuat sekali. Hi8 maksudnya kuatnya sekali aja. Sorry to narsism!!). Tadinya mau bantu-bantu dari kemarin-kemaren buat matching-in data di berita acara saksi tingkat KPPS dengan data yang masuk ke PPK. Setelah selesai sholat Isya, langsung ku jemput adiku di REBEL. Segera setelah sampai REBEL dan menjemput adik, ku tancap gas dan kembali pulang ke rumah.

Pukul 8.30 malam setelah makan malem (goreng telor 2 biji), mengemas logistik dari mulai laptop, catetan2 sampe sikat gigi kedalam tas, akupun cabut lagi ke kantor kecamatan. Dan sreee…ttt, ternyata saat pukul 9.00 malam begitu tiba di kantor kecamatan, disana dah pada beres!!!! Wa……hhhh!!. Padahal katanya sih perhitungan tingkat PPK belum selesai semua (aneh ya… dah seminggu lewat dari tanggal 9 april, di PPK aja belum selesai-selesai). Di kira hari itu perhitungan di tingkat PPK mau diteruskan non stop 24 jam buat beresin kekurangan-kekurangannya. Ternyata di pending sampai besok paginya. Niat mau bantu-bantupun gak kesampaian, akibat si “ANA” kemalaman. Akhirnya sebelum pulang lagi, sambil ngobrol dulu dengan teman-teman saksi PKS, aku janjian dengan mereka buat bantu-bantu besok paginya aja sampai siang. Walaupun sebenarnya besok siangnya mau ada pembukaan/”general meeting” training bahasa arab di SALMAN.

Ditengah perjalanan “get home” dari arah parongpong ke cimahi, di tempat yang agak gelap dan nyaris gak kelihatan mall, eh…. rumah satupun, tepatnya desa Cihanjuang Rahayu (turun berkelok-kelok dengan sebelah kiri tebing plus kanan jurang), sambil tancap gas kuikuti sebuah mobil yang sedang melaju dengan arah yang sepertinya sama. Sampai kemudian tiba-tiba muncul truk dari arah berlawanan/depan dan berpapasan dengan mobil yang kuikuti. Tiba-tiba aku melihat seolah truk tersebut langsung berjalan menggunting di belakang mobil depanku tadi. Mungkin sopir truk tidak melihat bahwa ada motor dibelakang mobil yang kuikuti. Setengah kaget dan pengaruh cahaya lampu truk yang bikin silau, akupun mencoba mengatur “track” motor semakin ke pinggir kiri, karena khawatir tabrakan dengan truk. Namun, malang tak dapat ditolak, motorku meleset keluar aspal ke sebelah kiri ke arah gorong-gorong, masuk lubang, dan akhirnya terjerembab, dan bruk…!!!. Akupun terjatuh dan auwooo…, eh….. aahhhh nyeri euy.. kaya ada yang copot dilutut!!!. Rasa sakitnya sulit diungkapkan dengan kata-kata,…pokoknya kiii….it lah!! Minta tolong juga sama siapa ya, malam-malam gitu?. Waduh, mana gelap lagi (jam 10.30’an malam), berdiri pun aku tak bisa. Gak ada orang lagi yang kelihatannya bakalan lewat, dan mobil didepanku plus truk yang berpapasan tadipun seolah tak peduli atau gak nyadar kalo lagi ada “pembalap motor” ambruk di kegelapan, in the darkness of Friday the 17th.

Ternyata tak diduga-duga , Allah SWT masih berkenan menolong hambanya (yang budiman sujatmiko ini. He8) ini. Ternyata sopir mobil didepan yang kuikuti (yang berpapasan dengan truk tadi), sempat melirik ke belakang. Sepertinya dia curiga, ada sesuatu terjadi dibelakangnya, lalu dia mundurkan lagi mobilnya ke belakang. Tanpa diduga, entah memang jodohnya atau apa, kulihat mobil tersebut adalah mobil ambulan milik yayasan yang mengurusi jenazah-jenazah yang dikremasi (punya yayasan Chinese kayanya). Hal itu terlihat dari tulisan di samping mobil sebelah kiri. Lalu sopir dan temannyapun turun menolongku, dan membantuku naik ke atas mobil. Akupun diantarkannya sampai “at home” oleh sang sopir. Sementara itu, Jupiter MX yang kupakai dinaiki oleh teman sopir ambulan dan dibantu diantarkan sampai ke rumah. Heran ya, kok bisa, pas celaka terus yang kebetulan melihat dan nolong pertama kali justru sopir ambulan. Padahal gak janjian dulu kan, saya mau celaka. Hehe8.

Tiba di rumah, pukul 11 malam, dan orang-orang disanapun (bapak dan kakak) langsung membawa kembali aku pergi ke tukang urut (orang-orang bilang, bengkel tulang), katanya musti langsung di treatment, karena khawatir patah tulang, mumpung masih anget-angetnya. Disana akupun diperiksa sang tukang urut. Sebut saja namanya pak EDI karena memang itu namanya, he8. Dengan segala pengalaman yang dimiliki ketika menolong orang yang bermasalah dengan tulang, pak Edi mengatakan bahwa tulang disekitar lututku ada yang bergeser. Akhirnya pak Edi membantuku mengembalikan posisi tulang kearah semula, dan katanya berhasil. Tapi……. hingga detik kutuliskan cerita ini, sakitkupun belum sembuh2 juga, sekitaran lututku masih tetep bengkak dan akupun masih belum bisa berjalan normal tanpa dibantu tongkat sakti. He8, aduh….sakit….sakit!!

Moga Allah SWT memberikan kesembuhan dan bahkan memberikan tambahan kekuatan setelah sembuh nanti, biar lebih banyak kegiatan /amal bisa diikuti. Amin!!

Duh , …. pangalaman….pangalaman….

Never give up!!!! No ending striving for the goal!!
(Ahad malam, 20 april 2009 jam 01.30 malam AT HOME)